Johorejo - Kesiapan Petani Menghadapi El Nino

Kesiapan Petani Menghadapi El Nino

gambar repro Republika.id

KENDAL, Jumat, 28 April 2023.

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

Tahun 2023 ini, berdasarkan data yang dikumpulkan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa Indonesia akan memasuki fase atau lebih tepatnya akan mengalami El Nino, yang berarti mayoritas wilayah Indonesia akan mengalami kekeringan akibat berkurangnya curah hujan.

Bagaimana dampaknya bagi Petani?

Bagi Petani jelas berpengaruh karena akan mengurangi ketersediaan air yang merupakan sumberdaya utama untuk bercocok tanam. Kedua akan mengakibatkan dampak gagal panen karena cuaca yang panas mengakibatkan tumbuhan rentan mati, baik karena kekurangan air atau sengatan matahari yang membuat tanaman mudah layu.

Apa yang harus dilakukan Petani?

Petani biasanya sudah "strugle" dengan cuaca dan musim yang ekstrem, karena Petani juga biasa gagal panen. Ada beberapa yang bisa dilakukan Petani dalam menghadapi El Nino, setidaknya untuk menghindari gagal panen.

1. Mulai berhemat air atau menyiapkan embung penampung air.

Sayangnya, cara ini hanya bisa dilakukan untuk wilayah pertanian yang memiliki embung atau waduk, sehingga tidak semua Petani bisa menikmati ketersediaan air saat musim kemarau.

2. Memilih tanaman yang kuat dengan musim kemarau

Pilihan tanaman yang tahan dengan musim kemarau adalah pilihan bijak, seperti jagung, palawija atau tembakau, sayangnya khusus tembakau sekarang menjadi tanaman yang "digencet" kebijakan Pemerintah. Adapun palawija dan jagung nilai ekonominya kurang menjanjikan m

3. Membiarkan tanah tanpa tanaman 

Membiarkan tanah tanpa tanaman pada musim kemarau juga merupakan pilihan bijak, yaitu untuk menghindari kemungkinan gagal panen juga untuk menyuburkan tanah dengan cara mengistirahatkannya sekaligus memberikan kesempatan sinar matahari secara langsung masuk ke dalam tanah.

4. Rekayasa teknologi

Pemerintah bisa membantu Petani dengan melakukan rekayasa teknologi, seperti membuat hujan buatan sehingga Petani bisa mendapatkan sumber air untuk tanamannya. Tentunya tidak terus menerus, hanya secukupnya. Cuma pertanyaannya apakah Pemerintah bersedia, karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit. (SA).


Dipost : 28 April 2023 | Dilihat : 512

Share :

s