Johorejo - Fastabiqul DOKAR

Fastabiqul DOKAR

JOHOREJO - Minggu (11-4-2021)

Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) pada tahun 2019 telah menginisiasi Sistem Informasi Desa (SID) bernama Desa Online Terintegrasi Kabupaten Kendal, disingkat DOKAR.

Integrasi website-website desa merupakan kerja keras Diskominfo Kabupaten Kendal untuk menata website-webaite Desa yang semula bermacam-macam domainnya, ada domain (voluntary-swasta) Sideka atau menginduk pada domain kendalkab.go.id. menjadi desa.id sesuai dengan ketentuan pada Lampiran I Permenkominfo No. 5 Tahun 2015 tentang Registrar Nama Domain Penyelenggara Negara. 

Hasil penataan Diskominfo Kabupaten Kendal terhadap website desa sudah terlihat hasilnya, yakni semua website desa di Kabupaten Kendal saat ini telah menggunakan domain desa.id.

Tindaklanjut untuk memudahkan akses terhadap website-website desa, pada tahun 2020, Diskominfo Kabupaten Kendal meluncurkan DOKAR berbasis aplikasi android sehingga mempermudah masyarakat mengakses data yang ada di website-website desa se Kendal, baik beritanya, agenda desa, potensi desa, sejarah desa, dan berbagai macam menu yang ada di masing-masing website desa.

Hal tersebut adalah prestasi spektakuler Diskominfo Kabupaten Kendal untuk mengangkat "derajat" desa karena segala berita tentang Desa yang tersedia di website desa mudah diakses oleh khalayak, hanya dalam satu genggaman di HP dengan mengunduh aplikasi DOKAR.

Tetapi prestasi spektakuler tersebut masih menyimpan beberapa pekerjaan rumah di website-website desa, yang merupakan content (isi) aplikasi DOKAR, antara lain : Pertama, masih banyak website desa yang kurang aktif, bahkan ada yang masih kosong sama sekali. Kedua, website desa belum sepenuhnya terintegrasi dengan website organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Kendal semisal data kependudukan. Ketiga, website desa yang tergabung dalam DOKAR belum terintegrasi dengan SID Provinsi Jawa Tengah dan SID Kemendagri (semoga saya salah, bisa jadi Provinsi Jateng dan Kemendagri belum mengintegrasikan website-website desa).

Tulisan saya ini, fokus untuk mengelaborasi PR yang pertama yaitu masih banyak website desa di Kabupaten Kendal yang belum aktif atau kurang aktif.

Masih banyaknya website desa yang belum aktif menurut saya karena 2 faktor. Faktor utama adalah ketiadaan dan atau kurangnya sumberdaya manusia yang menangani website Desa. Menulis bukan pekerjaan mudah, karena kalau tidak terbiasa menulis untuk memulai saja sangat sulit, guyonnya, saking sulitnya menulis, bingung harus dimulai dari mana apakah mulai dari huruf a, huruf x atau huruf z. 

Belum lagi soal etos kerja, menulis membutuhkan etos kerja yang tinggi, karena harus menuangkan pemikiran dalam sebuah tulisan, berbeda dengan berbicara atau pekerjaan jenis lain. Bahkan saya pernah mendengar sendiri bincang-bincang beberapa perangkat desa dalam sebuah acara di Kendal, mereka menolak mentah-mentah mengelola website desa karena akan menambah beban pekerjaan mereka.

Faktor kedua mengapa website desa kurang maksimal dikelol? karena website desa belum menjadi prioritas bagi Desa, dampaknya website desa belum/tidak mendapatkan anggaran. Bagaimana website desa bisa berjalan dengan baik, jika tidak ada anggaran sama sekali.

Bagaimana solusinya?

Soal sumberdaya manusia pengelola website desa, Diskominfo Kabupaten Kendal sudah berupaya keras dengan mengadakan pendampingan ke Desa-Desa ditindaklanjuti dengan bintek yang diselenggarakan Diskominfo sendiri maupun yang diselenggarakan Dispermasdes Kabupaten Kendal. Apakah itu cukup untuk meningkatkan kapasitas pengelola website desa?

Secara minimal cukup untuk mengupgrade kemampuan pengelola website Desa, ya.... dapat meningkatkan kapasitas pengelola website desa yang ikut dalam bintek atau pendampingan dari Diskominfo. Persoalannya apakah website desa bisa dikekola sendiri? Jawabannya bisa tetapi kasuistik di satu atau dua desa. 

Pengelola website desa harus mengajak pihak lain di Desa untuk bersama-sama mengaktifkan website desa, pihak lain itu antara lain sesama perangkat desa, lembaga desa, karang taruna, PKK dan atau RT RW. Mengajak pihak lain perlu dukungan anggaran dan itu semua bisa terjadi jika atas "restu" Kades.

Yang umum terjadi, pengelola website desa setelah mendapat bintek dan pendampingan dari Diskominfo seperti berjalan dan bekerja sendiri, tidak ada yang memback up, minimal secara moril dari pimpinananya (Kades) dan teman sesama perangkat desa, ketika para pengelola website desa tidak didukung dalam lingkungan internal Desa yang terjadi kemudian mereka malas mengaktifkan website desa.

Maka, Diskominfo Kabupaten Kendal yang berkepentingan langsung dengan DOKAR dan website desa bisa berkomunikasi dengan Dispermasdes Kabupaten Kendal selaku "bapak" dari Desa untuk bersama-sama memajukan website desa 

Dispermasdes Kabupaten Kendal pertama-tama bisa berperan dengan memberi perintah kepada Kades melalui Camat untuk memberikan atensi (perhatian) kepada website desanya masing-masing.

Kedua, Dispermasdes bisa berperan menyiapkan formula anggaran yang bisa dikelola untuk memajukan website desa, khususnya anggaran dari Dana Desa (kalau dari sumber yang lain pasti ditolak Desa) berupa anggaran untuk bintek diinternal pengelola, belanja modal pembelian alat, sampai dengan honor pengelolanya. 

Pengalaman terakhir, ketika pendataan SGDs Desa awalnya disambut dingin oleh Desa tetapi ketika Dispermasdes Kabupaten Kendal memberikan contoh RAB yang didalamnya ada honor selain untuk enumetor, sekarang program pendataan SDGs sudah disambut hangat oleh Desa. Tidak ada salahnya formula ini dipakai untuk memajukan website desa.

Mari berfastabiq (berlomba-lomba) memajukan DOKAR Kendal dengan anggaran yang memadahi.

Wallahu alam bi shawab.

DITULIS OLEH : SUKRON ADIN, SEKDES JOHOREJO, GEMUH, KENDAL.


Dipost : 11 April 2021 | Dilihat : 834

Share :