Johorejo - DEMI RAGA YANG LAIN

DEMI RAGA YANG LAIN

johorejo.desa.id. Jum'at (3/4)

Pandemi Covid-19 begitu mengerikan, di Indonesia saja data per hari ini (3/4) jumlah yang terkonfirmasi positif 1790 orang, yang meninggal 170, dan sembuh 112 pasien. Mengutip pendapat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, bahwa jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini hanya karena jumlah rapid test nya yang masih sedikit, jika test nya diperbanyak kemungkinan yang positif lebih besar. Bahkan proyeksi Badan Intelejen Negara (BIN), seperti disampaikan Kepala Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, di Akhir Juli 2020 jumlah penderita Covid-19 mencapai seratus ribu orang.

Baca Juga : TAKMIR MASJID NURUL HUDA DESA JOHOREJO TERAPKAN PROTOKOL KESEHATAN (Cegah Penularan Virus Covid-19)

Eskalasi pandemi Covid-19 memaksa tenaga kesehatan (Dokter, Perawat, Bidan dan lainnya) bekerja keras memberi layanan kesehatan dan dibayangi kemungkinan tertular virus Covid-19. Data per hari ini dikutip dari https://nasional.kompas.com/ bahwa jumlah dokter yang meninggal sebanyak 13 orang, belum tenaga kesehatannya lainnya.

Tidak salah jika kita semua melihat raut muka lelang, tegang, takut dan sejenis dari para tenaga kesehatan di sekitar kita, walaupun mereka tidak bersentuhan langsung dengan penanganan Covid-19, tetapi justru mereka (para tenaga kesehatan) yang bekerja di instalasi kesehatan seperti Puskesmas lebih rentan tertular karena tidak dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) dibanding yang menangani langsung di Rumah Sakit rujukan.

Lihat Juga : GALERI FOTO LAWAN COVID-19 DESA JOHOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL

Cerita-cerita tenaga kesehatan yang diusir dari kos-kosan, menambah miris dan perih hati kita, padahal mereka sedang berjuang membantu kesembuhan penderita Covid-19, belum lagi ada dokter yang rela tidur di tenda di depan rumah karena takut menulari anggota keluarganya, atau cerita mengusik nurani kemanusiaan kita, ketika seorang ayah yang juga seorang dokter menangis tidak bisa memeluk anaknya karena keharusan menjaga jarak.

Mari kita patuhi himbauan pemerintah untuk melakukan social distancing dan physical distancing agar bisa memutus mata rantai penyebaran virus covid-19, salah satunya dengan berdiam diri di rumah. Jangan egois, semakin lama pandemi ini berlangsung, semakin lama kita membebani paramedis, semakin lama juga kita menjauhkan paramedis dengan keluarganya.

Paramedis dalam situasi sekarang meminjam istilahnya Menhan, Prabowo Subianto adalah pahlawan yang sesungguhnya, jika di saat perang adalah tentara, sekarang adalah para tenaga kesehatan.

Selamat berjuang wahai paramedis, Tuhan bersamamu, langit dan bumi akan menjadi saksi. Kita tahu di saat semua menghilang, anda tetap terjaga, anda berkorban tanpa suara demi raga yang lain, dengan resiko ragamu akan tertular, itulah anda yang sedang berjuang di garda terdepan memberantas virus Covid-19.

Berikut ini sebuah lagu dari Channel Youtube Eka Gustawa yang dinyanyikan Yessiel Trivena, sudah ditonton sejuta orang, sebagai apresiasi perjuangan paramedis. Lihat lagu di embed video dari Youtube di bawah.

atau liriknya :        

DEMI RAGA YANG LAIN
Vocal : Yessiel Trivena

Akun Youtube : Eka Gustiwana

Saat semua menghilang
Kau tetap setia menjaga
Kau berkorban tanpa suara
Demi senyum yang lain

Saat semua tertidur
Kau terjaga sepanjang waktu
Lupakan lelah ragamu
Demi raga yang lain

Reff : Dunia t'lah tersenyum
         Melihat kau bertaruh nyawa
         Tak pedulikan yang kau punya
         Demi raga yang lain

         Engkau pahlawan dunia
         Tuhan yang 'kan membalas semua
         Jerih lelah yang tak ternilai
         Demi raga yang lain

         Walau hampir tiada sudut
         Untukmu menghela nafasmu
         Teriring doa untukmu
         Suara ini untukmu

 

SELAMAT BERJUANG, DEMI RAGA YANG LAIN (SA)


Dipost : 06 April 2020 | Dilihat : 1363

Share :