Johorejo - Gus Halim Akan Perjuangkan Satu Desa Satu Perawat

Gus Halim Akan Perjuangkan Satu Desa Satu Perawat

repro www.kemendesa.go.id

KENDAL, Senin, 30 Mei 2022.

“Saya bertekad, sejak hari ini akan mempromosikan perawat desa. Kalau perlu nanti akan saya masukan di dalam prioritas penggunaan dana desa, agar desa-desa bisa memberikan fasilitas untuk kepentingan perawat desa,” kata Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat menghadiri Silaturahmi dengan Perawat Desa dan Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kabupaten Mojokerto di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto beberapa waktu lalu (27/5/), sebagaimana dikutip dari www.kemendesa.go.id

Untuk mempercepat terwujudnya satu desa satu perawat, Gus Halim membeberkan beberapa langkah yang akan ditempuh, Pertama satu desa satu perawat menjadi salah satu prioritas program dan kegiatan dalam pemanfaatan dana desa, caranya dengan mengatur dalam Permendesa PDTT tentang prioritas penggunaan dana desa tahun 2023. Yang kedua, membangun koordinasi yang intensif dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Nasional untuk berbagi data terkait yang dibutuhkan. Yang ketiga, Gus Halim juga akan berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan agar perawat desa bisa masuk dalam program Kementerian Kesehatan, paling tidak untuk RPJP Tahun 2025-2045.

Semangat Mendes, Gus Halim yang tercermin dari pernyataannya di atas patut diapresiasi dan disambut gembira. Desa bukan lagi halaman belakang negeri ini tetapi harus dijadikan etalase atau cermin bangsa Indonesia. Cermin kemajuan, cermin keberadaan dan cermin kesejahteraan masyarakat salah satu melalui bidang kesehatan.

Salah satu bentuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) adalah bagusnya derajat kesehatan masyarakat. Hal tersebut akan tercapai, salah satunya jika Pemerintah mampu mencukupi fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang memadai untuk masyarakat. Keberadaan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat belum sepenuhnya mampu mencukupi kebutuhan tersebut, maka kemudian di Desa difasilitasi pembentukan Pusat Kesehatan Desa (PKD) atau Puskesmas keliling (Pusling) melalui kegiatan Posbindu dan lain sebagainya.

Pemerintah juga telah menjalankan program satu desa satu bidan (Bidan Desa) yang memberi pelayanan kesehatan kepada bayi, balita dan ibu hamil, yang dalam perkembangannya juga memberi dampak yang positif. Walaupun belakangan juga perlu diuji lagi konsistensi program tersebut, ditandai banyaknya bidan desa yang tidak mukim di desa yang menjadi tempat tugasnya.

Keberadaan perawat desa, melalui rencana program satu desa satu perawat adalah terobosan bagus, karena dengan sendirinya nanti petugas kesehatan di desa tidak hanya bidan desa tetapi bersama perawat.

Catatan pertama adalah, jangan sampai nasib program satu desa satu perawat akan bernasib sama dengan program satu desa satu bidan, yang dibanyak tempat bidan desa tidak bertempat tinggal di desa tempat tugas.

Kedua, pembebanan biaya program satu desa satu perawat (khususnya gaji) jangan dibebankan ke Dana Desa karena akan menimbulkan kecemburuan dari sektor lain sekaligus membebani anggaran Desa, alangkah baiknya seperti program bidan desa, PNS daerah yang bertugas dan bertempat tinggal di desa sesuai SK.

Ketiga, akan lebih baik jika ingin merealisasikan program satu desa satu perawat sekalian dengan program satu desa satu dokter. Dalam bahasa anak gaul akan lebih nampol, sehingga nanti pelayanan kesehatan akan benar-benar dekat kepada masyarakat di pedesaan, ada dokternya, ada perawat dan ada bidan desa. Komplit. (SA).


Dipost : 30 Mei 2022 | Dilihat : 1118

Share :