ilustrasi Jamiyah Tahlil Desa Kalensari
KENDAL, Kamis, 28 Juli 2022.
Sebut saja namanya Abdul, sore tadi mengirim pertanyaan ke WAG (WhatsApp Group) RT tempat dia tinggal.
"Info arisan di rumah Siapa?" tanya dia di Group WA tersebut. Sekonyong-konyong tanpa menunggu lama 5 jawaban langsung muncul, jawabannya sama "Di Rumah Pak Pendi".
Merasa jpertanyaanya mendapat respon yang cepat dan baik, Abdul memberi balasan emoji jempol.
Waktu Isya tiba, Abdul segera menjalankan Sholat berjamaah di rumah dengan anak istrinya (padahal rumahnya dekat Masjid). Setelah berdzikir secukupnya, Abdul bersiap untuk pergi arisan ke rumah Pendi yang jaraknya cukup dekat, sekitar 100 meter, maklum satu RT.
Sekelebat dia mengambil uang Rp. 20.000 untuk arisan, sebenarnya uang arisan Rp. 10.000 berhubung malam Jumat kemarin dia berhalangan hadir, dia harus bawa double malam ini.
Sesampainya di rumah Pendi, tidak menyangka warga yang hadir sudah banyak, sehingga dia kebagian duduk di luar, maklum warga RT nya terkenal disiplin waktu, bahkan rata-rata kegiatan di RT nya dimulai seperempat jam dari waktu yang tertera di undangan, misal undangan Selamatan jam 17.00 WIB, di RT nya jam 16.45 WIB sudah dimulai karena jam 16.30 WIB biasanya sudah hadir hampir 100%.
Tidak menunggu lama, acara tahlilan (acara inti arisan) dimulai, dan hanya berlangsung 15 menit tahlilan sudah selesai.
Keterlambatan Abdul menghadiri arisan malam itu ternyata membawa berkah. Posisinya yang agak dipojokan menjadikan dia menerima sajian makanan bakso paling awal, karena bakso yang disajikan disiapkan oleh pedagang bakso yang dipesan Pendi posisinya di depan Abdul.
Selesai para jamaah makan, minum dan sedikit mencicipi jajanan pencuci mulut, sebagian merokok, acara diambil alih Bendahara RT untuk mengumumkan siapa yang mendapat giliran arisan.
"Malam Jumat ngajeng dunawah wonten daleme Pak Jamal, Kulo aturi pangkat sedanten nggih? (Malam Jumat yang akan datang di rumahnya Pak Jamal, Saya harap hadir semua ya?" ucap Bendahara RT memberi pengumuman.
Kemudian tidak berselang lama Kang Aim membaca Shalawat, "Allahuma Sholi 'Ala Muhammad", serempak peserta arisan bubar dengan mengucap "Shollu alaih", termasuk Abdul juga mengucap kalimat jawaban Shalawat tersebut.
Dalam hati Abdul bergumam dan sambil tersenyum 'Shalawat memang kalimat sakti untuk membubarkan orang". Sambil jalan menuju rumahnya, Abdul juga berfikir ringan, silaturrahim ala kampung memang ringan dan sederhana, yakni datang, tahlil sebentar, makan-makan dan pulang. Simple. (SA).
Dipost : 28 Juli 2022 | Dilihat : 683
Share :