KENDAL, Senin (9 Agustus 2021)
1443 tahun yang lalu, Rasulullah SAW memutuskan untuk meninggalkan tanah air yang dicintainya Makkah Al Mukaromah ke Yatsrib, yang dikemudian hari berubah nama menjadi Madinah Al Munawwarah.
Hijrah oleh Rasulullah SAW adalah pengorbanan luar biasa, bagaimana tidak? Muhammad SAW yang lahir dan dibesarkan di Makkah harus pergi dari negeri yang dicintainya demi mempertahankan akidah, setelah sekian tahun berdakwah di Makkah tidak mendapati progres dakwah yang memuaskan, justru mendapatkan intimidasi dan embargo yang menyulitkan dakwah Islamiyyah.
Keputusan untuk berhijrah adalah keputusan cerdas yang didorong kalkulasi yang matang sekaligus mendapat benteng Ilahiyah, sehingga walaupun dirasa berat secara dzohir dan batin tetapi tetap dijalani Rasulullah SAW dengan tawakal demi masa depan Islam sebagai agama.
Dikemudian hari, hijrah Rasulullah SAW ke Madinah terbukti tidak sia-sia bahkan beliau berhasil menaklukkan Makkah (Fathul Makkah) dengan panji-panji Islam untuk kemudian mengajak penduduk Makkah memeluk Islam secara sukarela.
Momentum tahun di mana Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah inilah, oleh Khalifah Umar bin Khattab pada (683 M/17 H) ditetapkan sebagai Tahun/Kalender Hijriyah.
===============================
Menengok perjuangan dan pengorbanan Rasulullah SAW untuk Li'ila Li kalimatillah dengan meninggalkan tanah kelahirannya, sanak dan saudara, harta benda dan segalanya, tidak ada salahnya bagi Bangsa Indonesia dalam Pandemi COVID-19 saat sekarang mengambil spirit hijrah dari Rasulullah SAW.
Spirit hijrah Rasulullah SAW yang patut kita teladani adalah spirit pengorbanan, pengorbanan kita semua agar bisa segera mengenyahkan Pandemi COVID-19.
Bentuk pengorbanan yang bisa kita lakukan antara lain, Pertama, mengorbankan kenyamanan kita untuk menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, karena memang menggunakan masker tidak nyaman, tetapi jika kita bersedia berkorban kenyamanan dengan memakai masker maka kita dapat menghindari penularan COVID-19.
Kedua, kita berkorban untuk menahan keingingan berkumpul, berkerumun, karena berkerumun akan membuat potensi penularan COVID-19 lebih cepat. Tahun baru Hijriah kadang kita lupa daratan dengan membuat acara-acara yang mengumpulkan banyak orang dan bahkan disertai acara makan-makan bersama.
Ketiga, spirit pengorbanan hijrah yang patut kita contoh adalah kesediaan untuk lelah dan sakit, manifestasi spirit tersebut dapat kita terapkan melalui kesediaan kita untuk di vaksin COVID-19, karena dengan vaksinasi akan memberikan herd immunity atau kekebalan kelompok, sehingga kita sebagai bangsa akan lepas dari ancaman COVID-19 dan segera kembali pada kehidupan yang normal. Semoga (SA).
Dipost : 09 Agustus 2021 | Dilihat : 705
Share :