KENDAL, Kamis, (17/6/2021)
Awal-awal Pandemi COVID-19, kampanye protokol kesehatan (prokes) dari Pemerintah, tenaga medis/tenaga kesehatan serta stakehokders terkait untuk mencegah penularan virus COVID-19 adalah penerapan 3 M (Menjaga jarak, Memakai masker dan Mencuci tangan dengan sabun).
Belakangan, prokes dengan menerapkan 3 M dirasa kurang mencukupi dan masih memungkinkan celah penularan virus COVID-19 sehingga kampanyenya berubah dan ditambah menjadi 5 M (Menjaga jarak, Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun, Menghindari kerumunan dan Mengurangi mobilitas/tidak bepergian jika tidak keperluan yang sangat penting).
Baca Juga : Vaksin COVID-19, Aparatur Desa, Ideologi Dan Sanksi
Penambahan 2 M (Menghindari kerumunan dan Mengurangi mobilitas) dalam kampanye penerapan prokes untuk mencegah penularan virus COVID-19 memang masuk akal, bagaimana tidak? Walaupun sudah memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun tetapi masih berkerumun akan rentan tertular virus COVID-19 karena dalam kerumunan biasanya sulit menjaga jarak. Begitu juga jika seseorang terlalu sering bepergian (mobilitas) terutama jika menggunakan kendaraan umum pada gilirannya akan bersinggungan dan kontak erat dengan sembarang orang yang bisa jadi diantaranya pengidap dan pembawa virus COVID-19.
Akhir-akhir ini, kampanye penerapan prokes tersebut telah berkembang menjadi 6 M (Menjaga jarak, Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun, Menghindari kerumunan, Mengurangi mobilitas dan Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan multivitamin).
Baca Juga : Ngeri, Jika Kita Seperti India
Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan multivitamin bertujuan untuk meningkatkan imun tubuh, karena pada dasarnya, virus akan mudah menyerang tubuh yang kondisinya tidak fit atau imun tubuhnya lemah.
Hari-hari belakangan ini, di negeri ini, kita disajikan berita ledakan penularan virus COVID-19, tidak ada salahnya kita terapkan 6 M agar terhindar dari virus COVID-19. Tetapi alangkah indahnya jika kesadaran komunal kita dikembalikan ke awal-awal masa Pandemi, semuanya sangat disiplin menjaga prokes, semua pihak saling bahu membahu mengingatkan, semua kegiatan yang mengumpulkan banyak orang dihentikan, aparat negara bergerak dan proaktif mencegah penularan virus COVID-19.
BacaJuga : Lambannya Vaksinasi COVID-19
Sekarang, elan vital (semangat) itu sudah kendor, kerumunan sudah biasa, orang bosan memakai masker, semuanya sudah tidak berjarak, bebas dan lepas, menerapkan prokes malah di bully, memakai masker malah malu sendiri.
Apakah semuanya sudah lelah? Seharusnya jangan merasa lelah, harus kita lawan virus COVID-19 dengan 6 M. Ingat, Indonesia diprediksi para ahli akan colaps pelayanan medisnya dalam 2-4 Minggu ke depan jika tetap abai dengan prokes seperti sekarang ini. Semoga tidak. (SA).
Foto utama : VecktorStock.Com
Dipost : 17 Juni 2021 | Dilihat : 847
Share :
.jpeg)
