KENDAL, Minggu, 28 Agustus 2022.
Oleh : Sukron Adin
Pada Hari Selasa, 23 Agustus 2022, saya dan Kaur TU dan Umum Desa Johorejo, Setyo Wobowo mengikuti zoom meeting dengan tema Migrasi Sideka.id ke Sideka-NG yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo RI).
Setelah sebelumya Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kendal pada Jumat, 19 Agustus 2022 juga mengadakan zoom meeting dengan tema yang sama.
Secara garis besar zoom meeting dengan Kemenkominfo RI yang mengundang Diskominfo dari Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Boyolali serta perwakilan Desa dari ketiga Kabupaten tersebut hanya mengenalkan soal migrasi dari Sideka.id ke Sideka-NG.
Syarat utamanya tentunya telah memiliki data di Sideka.id untuk dimigrasikan ke Sideka-NG karena Sideka-NG memiliki keunggulan fitur, tidak hanya berisi website desa tetapi fitur layanan Desa.
Menjadi menarik karena di Kendal semua website Desa telah teringrasi dalam DOKAR (Desa/Kelurahan Online Kendal Terintegrasi) yang secara platform berbeda dengan Sideka-NG.
Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah seluruh website Desa di Kendal akan berganti dari DOKAR menjadi Sideka-NG?
Jawabannya tidak semudah membalikkan telapak tangan, alasannya antara lain, Pertama: DOKAR dan Sideka-NG adalah platform yang berbeda sehingga yang dibutuhkan tidak hanya proses migrasi, tetapi integrasi. Padahal dalam proses integrasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit, siapa yang akan menanggung biaya tersebut?
Kedua, apakah "wajib" dan urgen Desa di Kendal menggunakan Sideka-NG? Dalam zoom meeting tersebut, pemateri maupun pejabat di Subdit LIAPD Kemenkominfo RI tidak memberi jawaban lugas bahwa Sideka-NG wajib digunakan semua Desa, dan hal tersebut kemungkinan kecil terjadi karena dari sejarahnya, Sideka.Id adalah platform "swasta", bahkan beberapa tahun terkesan "tidak diurusi" developernya sehingga riskan jika menjadi platform nasional.
Ketiga, Sideka khususnya Sideka.id hanya dimanfaatkan kurang lebih 400 desa di Indonesia dan beberapa di antaranya di Kendal, padahal jumlah Desa di Indonesia 500 ribu lebih desa (tidak ada 0,1% Desa), jadi justru yang menjadi PR Kemenkominfo RI bukan sekedar migrasi dari Sideka.id menjadi Sideka-NG tetapi mengupayakan setiap Desa memiliki web desa, salah satunya (mungkin) dengan menggunakan aplikasi Sideka-NG.
Melihat berbagai problem yang masih melingkupi Sideka-NG, kiranya Diskominfo Kabupaten Kendal tidak perlu terburu-buru mengganti platform DOKAR menjadi Sideka-NG.
Alasannya, DOKAR adalah platform unggulan Diskominfo Kabupaten Kendal sehingga perlu dipertahankan dengan sebaik-baiknya, sebelum ada kewajiban untuk mengikuti kebijakan satu platform se Indonesia.
Kedua, tugas utama Diskominfo Kabupaten Kendal saat ini adalah memberdayakan Desa/Kelurahan untuk mengaktifkan DOKAR di masing-masing Desa bukan mengganti platform yang belum teruji. Di tambah mengurus izin domain desa.id di Kendal, banyak yang sudah expired.
Ketiga, Diskominfo Kabupaten Kendal tetap menyiapkan sumberdaya manusia dan pembiayaan jika suatu saat nanti "terpaksa" mengintegrasikan DOKAR dengan platform nasional, (mungkin) Sideka-NG tersebut.
Semoga tidak.
Penulis adalah pengelola website desa johorejo.desa.id.
Dipost : 28 Agustus 2022 | Dilihat : 765
Share :