johorejo.desa.id -Anton Munajat, Kasi Pemberdayaan Kecamatan Gemuh menekankan pentingnya fungsi koordinasi dalam penanganan bencana. Leading sector penangan bencana oleh BPBD. Hal tersebut disampaikannya ketika membuka Bintek Sibat PMI Kecamatan Gemuh, di Balai Desa Jenarsari, Sabtu, (30/11).
Masih menurutnya, bencana dikategorikan menjadi dua, yaitu bencana alam dan bencana sosial atau kemanusiaan, sehingga penangangannya perlu pendekatan yang berbeda, "kegiatan hari ini lebih teknis," imbuhnya.
Dia juga mengingatkan bahaya kekeringan di Johorejo, Pucangrejo dan Jenarsari, begitu juga Sojomerto yang rawan banjir. "Sekarang kering dan hutannya gundul, sejak era reformasi (hutan) tiba-tiba gundul, masyarakat lebih senang menanam jagung daripada pohon keras," urainya mengingatkan.
Bintek Sibat ke-2 ini memang lebih istimewa, dari pantauan redaksi, Desa yang mengikuti bintek bertambah tiga desa, Poncorejo, Pucangrejo dan Jenarsari, sebelumnya Sojomerto, Triharjo, Pamriyan dan Johorejo.
Secara bergantian, Faizin, relawan Sibat PMI Kaliwungu dan Fakhrul Busyaini, relawan KSR PMI Kendal memberikan materi, diawali dengan pemetaan kerawanan dan potensi masing-masing desa, dilanjutkan materi Bantuan Hidup Dasar (BHD). "Pastikan tidak ada cedera patah tulang leher, kalau ada tidak boleh diangkat, cek kesadaran korban, jika korban tidak sadar, cek nadi dan nafas, yang dipegang nadi dibagian leher," teriak Fakhrul penuh semangat. Ciri-ciri cedera leher menurut Fakhrul bisa dideteksi, "pegang leher bagian belakang, kalau ada yang berbeda saat dipegang, berarti cedera leher," jelasnya mendetail.
Fakhrul melanjutkan, bahwa prinsip yang harus dipegang penolong saat memberi pertolongan adalah ABC, yaitu A (Airway) Jalan nafas, B (Breaking) Pernafasan dan C (Circulation) Jalan darah. Restitusi Jantung Pacu (RJP), dilakukan kepada korban yang tidak ada nafas dan nadi, tapi terlebih dahulu harus dipastikan tidak ada luka terbuka yang lebar, karena prinsip RJP untuk memacu jantung, kalau masih ada darah mengucur tindakan akan sia-sia. "Untuk RJP, posisi tangan di dada sejajar dengan rusuk paling bawah, tapi naikkan 2 jari ke atas. tangan harus lurus, lakukan sampai korban tiba di rumah sakit," imbuhnya.
Faizin, relawan dari Sumberejo, Kaliwungu menambahkan, bahwa dalam memberi pertolongan, dimulai dengan penilaian diri, yaitu melihat keadaan lingkungan (keamanan lingkungan dan etika, izin dan bila perlu memakai identitas), keselamatan diri, keselamatan korban.
Menutup bintek, Fakhrul Busairi mengajak praktek penghentian darah, akibat luka terbuka, penanganan sementara patah tulang, di persedian maupun tulang kering dan diakhiri teknik mengangkat korban ke tandu maupun mengangkat tandu secara benar.
Dalam penutupan, Fathon Nurin Nadhief, Sekdes Pamriyan dipilih menjadi Koordinator Sibat PMI Kecamatan Gemuh. (SA).
Dipost : 01 Desember 2019 | Dilihat : 1034
Share :