Johorejo - Filosofi Lepet

Filosofi Lepet

gambar repro IDN Times

KENDAL, Sabtu, 29 April 2023.

Hari ini (29/4/2023) adalah H+7 Lebaran, yang dalam tradisi Jawa disebut dengan badha syawal. Tahukah kamu, ada makan khas yang disajikan saat badha syawal yaitu Lepet.

Apa itu Lepet? berikut ulasannya berdasarkan data dari berbagai sumber.

Lepet adalah makanan yang disajikan saat Lebaran. Kata lepet berasal dari kata ‘silep’ yang berarti ‘kubur atau simpan’ dan ‘rapet’ yang berarti ‘rapat’.  Peribahasa yang terkenal tentang lepet adalah ‘mangga dipun silep ingkang rapet’ yang berarti ‘mari kita kubur yang rapat’.

Selain itu, lepet juga mempunyai simbol kesucian dan kebersihan. Untuk itu banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai gantungan di depan rumah (atap, pintu, dan lainnya) untuk mengusir hal-hal negatif.

Kuliner khas ini terbuat dari beras ketan ditambah dengan kelapa muda parut dan sedikit garam. Kemudian dibungkus daun kelapa muda atau janur dan direbus hingga matang. Lepet mirip lember dan lontong, meskipun perbedaannya teksturnya lebih liat dan lengket.

Bentuk lepet sangat unik karena menyerupai mayat. Lepet juga diberi tali tiga melingkar seperti pembungkus jenazah. Inilah yang mempertegas bentuknya yang menyerupai mayat. Secara filosofis, ditali tiga seperti mayat ini berarti kesalahan seyogyanya tidak menjadi dendam sampai mati. 

Selain itu, lepet memiliki tekstur yang lengket, ini adalah simbol manusia tidak luput dari kesalahan. Diharapkan dengan adanya lepet, tumbuh sifat saling memaklumi dan memaafkan kesalahan satu sama lain. (SA).


Dipost : 29 April 2023 | Dilihat : 2401

Share :

s