Johorejo - Memasuki Desember, Hati-Hati Bencana Hidrometeorologi

Memasuki Desember, Hati-Hati Bencana Hidrometeorologi

KENDAL, Senin, 29 November 2021

Kita sekarang sudah memasuki musim hujan, dan sebentar lagi memasuki Bulan Desember yang merupakan puncak musim penghujan. 

Belum memasuki puncak musim penghujan pun, beberapa daerah di Indonesia sudah terkena bencana banjir, di Kalimantan (Sintang) sampai berminggu-minggu banjir belum surut. Itu semua belum ditambah dengan banjir bandang dibeberapa wilayah termasuk yang cukup aneh banjir bandang di dataran tinggi, Kota Batu, Jawa Timur.

Di Kabupaten Kendal khususnya Kecamataan Kendal, kemarin ada 7 kelurahan (Pegulon, Petukangan, Blorok, Ngilir, Bandengan, Kebondalem dan Langenharjo) mengalami banjir.

Disaat musim hujan, negeri kitab memang cukup akrab dengan beraneka ragam bencana, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan sejenisnya. Berbagai macam bencana tersebut kita kenal dengan bencana hidrometeorologi. Untuk itulah kita harus berhati-hati dan waspada dengan dampak yang ditimbulkannya sehingga kita bisa mengantisipasinya.

Pengertian dan Jenis-Jenis Bencana Hidrometeorologi

Bencana Hidrometeorologi, sebuah istilah yang dalam satu dekade terakhir marak dibahas. Bencana meteorologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi (curah hujan, kelembaban, temperatur, angin). Kekeringan, Banjir, Badai, Kebakaran hutan, El Nino, La Nina, Longsor, Tornado, Angin puyuh, topan, angin puting beliung, Gelombang dingin, Gelombang panas, Angin fohn (angin gending, angin brubu, angin bohorok, angin kumbang) adalah beberapa contoh bencana Hidrometeorologi. Bencana tersebut dimasukan kedalam bencana meteorologi karena bencana diatas disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi.

Penyeban Bencana Hidrometeorologi

Penyebab utama bencana hidrometeorologi adalah kerusakan lingkungan yang masif akibat penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan. 

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan frekuensi dan intensitas bencana di Indonesia terus meningkat selama 15 tahun terakhir. Terbaru, data BNPB menyebutkan selama 2021 (1 Januari – 7 April 2021) telah terjadi 461 bencana banjir, dan 209 bencana Tanah Longsor termasuk bencana yang terjadi di NTT dan NTB  baru-baru ini. 

Upaya Yang Harus Dilakukan 

1. Upaya Jangka Pendek 

Dalam jangka pendek upaya yang harus dilakukan antara lain:

a. Sosialisasi kebencanaan, yaitu sosialisasi agar masyarakat aware (peduli) bahwa sekarang sudah memasuki musim penghujan, yang rentan bencana hidrometeorologi, sehingga masyarakat mulai bersiap untuk mengantisipasi sekaligus memahami cara untuk mengatasi dampak yang timbul dari bencana hidrometeorologi.

b. Menyiapkan Sumberdaya untuk mengatasi bencana hidrometeorologi. Pemerintah melalui BNPB atau BPBD, relawan dan masyarakat harus sudah mulai menyiapkan perangkat dan kelengkapan yang dibutuhkan jika sewaktu-waktu ada bencana hidrometeorologi

2. Upaya Jangka Panjang

Sebagaimana telah disebutkan di atas, penyebab bencana hidrometeorologi karena kerusakan lingkungan yang akut. Maka solusi jangka panjangnya adalah bagaimana upaya kita menjaga lingkungan hidup kita 

Upaya dalam skala makro sudah diupayakan Pemerintah/negara-negara di dunia dalam kampanye dan tindakan untuk mengantisipasi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan semisal mengurangi penggunaan emisi karbon, penghentian deforestasi, dan penggunaan sumberdaya energi yang ramah lingkungan.

Sekarang kembali kepada kita dalam skala mikro, apakah bersedia untuk menjaga lingkungan kita, sehingga bisa mengurangi dampak perubahan iklim? yang secara nyata adalah penyebab bencana hidrometeorologi. Semuanya dikembalikan kepada kita. (SA).

Dari berbagai sumber.


Dipost : 29 November 2021 | Dilihat : 771

Share :