Tanggal 11 Oktober 2019, ada pesan WhatshApp dari staf Diskominfo Kendal bernama Mas Dicky (begitu saya biasa memanggilnya, karena memang tidak pernah tanya nama lengkapnya), memberitahukan akan mengadakan pendampingan pengelolaan website di Desa Johorejo, kata pepatah pucuk dicinta ulam pun tiba (jangan disuruh menjelaskan he... he...), karena itu yang saya nanti-nantikan sejak saya menjadi perangkat hampir 2 tahun yang lalu.
Kenapa saya nanti-nantikan? karena saya sering mendengar domain sideka, desa.id terakhir (nama desa).kendalkab.go.id, tetapi di Johorejo nihil, yang saya temukan cuma arsip surat permohonan domain desa.id. Saya semakin terprovokasi ketika tahu sebagian dari desa tetangga sudah punya domain desa.id, belum lagi salah satu Kasi di Kecamatan Gemuh, Pak Anton Munajat sering menyinggung untuk segera mengurus domain desa.id, semakin panas kuping saya, apa-apaan ini? pikir saya. Desa kami tidak punya domain apa-apa, sudah disuruh mengurus domain desa.id.
Dari kondisi di atas, kami bukan tanpa usaha dan berpangku tangan, sebagai bentuk tanggungjawab profesional selaku aparatur desa, untuk membuat Desa lebih maju (teoritis sekali.....he...he....) salah satu teman perangkat kami belajar pengelolaan domain sideka ke Desa sebelah (tapi jaraknya jauh sekali), sebenarnya sudah cukup menguasai tetapi terkendala dengan tampilan yang tidak bisa diubah, di dekstop masih menunjuk alamat desa "sebelah" tadi dan hampir 6 bulan tanpa solusi karena yang bersangkutan (si tutor) pun ternyata juga tidak paham jalan keluarnya.
Kembali ke WA dari Mas Dicky sebenarnya bukan tiba-tiba, tetapi melalui proses yang cukup intens, diawali permintaan data dari beliau tentang keadaan internet di Desa Johorejo, saya manfaatkan bentul untuk berkeluh kesah tentang pengelolaan website Desa, betul-betul saya kejar, minta tolong dengan hormat kami disambangi, begitu kira-kira saya "mengemis" kepadanya, karena kalau boleh cerita, saya selalu pesimis jika membahas nasib Desa kami, Desa kami betul-betul seperti tidak pernah dianggap kalau ada OPD melaksanakan pelatihan, pendampingan dan tetek bengeknya, Desa kami pasti terlewatkan, sepertinya Desa kami sudah tercoret dari daftar nama Desa di Kabupaten Kendal (baper sedikit ah.....).
Tanggal keramat, Senin, 14/10/2019, tim dari Diskominfo benar-benar hadir di Desa Johorejo (mas Miftah dan mas Dicky), diawali sekedar basa basi (maaf mas Miftah, pertanyaan kuisioner itu sudah ditanyakan oleh mas Dicky sebelumnya di WA), kemudian kami diajari pengelolaan website desa, domain desa kami dititipkan di portal kendalkab.go.id, selanjutnya kami diajari teknis pengelolaannya, very very simple, tetapi mengena.
Sepulangnya tim Diskominfo Kendal, naluri kejurnalistikan saya benar-benar diaduk-aduk, terlebih kata-kata motivasi dari mas Miftah, benar-benar menggugah insting liar saya, kata-katanya kalau tidak salah, ayo pak yang penting diisi. Sebuah kalimat yang 20 tahun silam (1997-1999), bagi saya yang ketika itu mengelola pers mahasiswa jelas akan membuat "pertumpahan darah" (he...he...he.... jangan terlalu serius), karena pers mahasiswa memang didoktrin isinya tidak boleh main-main, tetapi justru motivasi tersebut memberi penyadaran kepada saya, iya ya, ini Desa, ruang lingkupnya terbatas, berbeda dengan jaman dulu, era saya kuliah, sebelum reformasi..... betul-betul saya tersadar.
Saya tidak mungkin hidup di awang-awang, sampai sebegitunya waktu itu untuk mencari narasumber yang senafas dengan darah perjuangan mahasiswa seperti (alm) Romo Mangunwijaya, kita rela mbolang dan mbonek ke Yogyakarta. Tidak.... tidak.... eranya sudah beda, audiens pembacanya juga beda.
Okelah kalau begitu, dengan sisa-sisa ilmu 20 tahun yang silam, saya mencoba mengingat jenis tulisan, ada straight news, feature, opini, artikel, dan lain-lain, walaupun kemarin-kemarin sebenarnya saya tidak lepas 100 persen dari dunia jurnalistik, sesekali masih mengkontribusi berita di NU Online misalnya, atau ketika di KPU Kendal, beberapa kali menyumbang tulisan berita ke Pak Darto dan Mas Yoga Radar Pekalongan.
Alhamdulillah, dengan niatan tulus dan setelah mendapat bimbingan dari Diskominfo (mas Dicky dan mas Miftah), mulai 15/10/2019 saya betul-betul tancap gas, menghidupkan website desa kami, bermula dari johorejo.kendalkab.go.id sekarang telah bertransformasi menjadi johorejo.desa.id, hanya dalam waktu 3 minggu. Hmmm..... sudah sesuai Permenkominfo No. 5 Tahun 2015, kerennnnn. Tetapi tujuan utama kami bukan sekedar mengejar desa.id semata, kami ingin website menjadi transformer, menjadi gudang info warga desa dan seterus-terusnya, yang tidak tercukupi oleh medsos wa ahlihi wa sohbihi.
PR kami masih banyak, tidak hanya bicara content tetapi juga harus memperhatikan tampilan website juga, jelas Desa kami ingin seperti Desa Putatgede, tapi biarkanlah ini berproses, kami ingin menikmati tidur malam ini dalam naungan desa.id. Terima kasih Diskominfo, terima kasih teman-teman, semoga dengan keseriusan kita bekerja, kita akan menjadi hamba yang dicintai oleh-Nya. Aamiiin YRA. Wallahualam bi shawab.
-----------------------------------------------------------------------
Sukron Adin, Penulis adalah Sekdes Desa Johorejo, Kec. Gemuh, Kab. Kendal
Dipost : 05 November 2019 | Dilihat : 1114
Share :