johorejo.desa.id. (Sabtu, 2/5)
Mata nanarnya membuat siapa saja yang tidak mengenalnya akan kecut jika bertemu dia, ditambah rambut gondrong tidak terurus, kulit hitam legam dan suaranya yang keras akan memberi kesan yang bersangkutan bukan orang baik-baik.
Kesan tersebut akan berubah seratus delapan puluh derajat ketika kita mau ngobrol dengan yang bersangkutan, dijamin kita akan sering terpingkal pingkal dengan kelucu-lucuannya. Tampilan sangarnya hanya karena kondisi kehidupan dan himpitan ekonomi yang membuatnya tidak cukup waktu untuk sekedar bersolek atau merawat diri. Dia adalah Suriman, warga Dusun Leban RT 04 RW 02 Desa Johorejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal.
Betapa tidak, bapak dua anak yang semuanya sudah mandiri, selama ini hidup sendiri di rumah bedeng, berpagar seng beratap terpal, tanpa kamar mandi apalagi MCK dan tanpa listrik, ditemani kambing-kambing peliharaannya, sungguh menyedihkan.
Kini, dengan bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH) bersumber dari Dana Desa senilai 15 juta, Suriman telah hidup layak, tidak kepanasan, tidak kehujanan, selamat ya..... terus senyum sumringah.
Sungguh beruntung Suriman, di saat Desa Johorejo, terkena kebijakan diskriminatif, masuk desa berlabel "hijau", sehingga tidak berhak mendapatkan bantuan RTLH dari Pemkab, Pemprov bahkan mungkin sampai pusat, Pemerintah Desa Johorejo menganggarkan rehabilitasi rumahnya melalui Dana Desa. (SA).
*
Dipost : 04 Mei 2020 | Dilihat : 1542
Share :