Johorejo - PMT Bantuan PKK Kabupaten Memberi Dampak Instan

PMT Bantuan PKK Kabupaten Memberi Dampak Instan

KENDAL, Jumat, 17 Maret 2023.

"Alhamdulillah tidak terasa sudah 10 hari  pemberian PMT untuk baduta (bayi di bawah dua tahun) gizi kurang, dan alhamdulillah anak-anaknya semakin lahap makannya dan ada yang sudah menunjukkan perubahan, yang mulanya belum bisa merangkak, sekarang badannya menjadi kuat dan bisa merangkak, alhamdulillah, terimakasih kader-kader dan pengurus PKK yang telah bersedia membantu".

Begitu sekelumit pernyataan Ketua T.P. PKK Desa Johorejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, Kholissatul Mustafidah di WA Group "Desa Johorejo" saat menyampaikan "laporan" rutin pelaksanaan pemberian PMT kepada 5 baduta, bantuan T.P. PKK Kabupaten Kendal dan UPTD KB Kecamatan Gemuh.

Dampak positif yang instan dari pemberian PMT ke baduta tersebut tentunya membahagiakan kita semua, karena ternyata baduta yang terindikasi stunting di Desa Johorejo disebabkan kurangnya asupan makanan yang bergizi.

Mengapa harus gembira?

Penyebab stunting bermacam-macam, antara lain faktor gizi, lingkungan, pola asuh sampai dengan faktor genetis. Faktor gizi adalah penyebab paling umum dan paling "klasik" dibanding faktor yang lain, dalam artian kekurangan gizi paling dominan sebagai penyebab stunting dibanding faktor yang lain.

Masalah gizi sebagai faktor penyebab stunting sebenarnya menjadi faktor yang paling mudah diatasi karena tidak memerlukan banyak assesment, selain faktornya jelas juga bisa segera diatasi dengan pemberian makanan yang bergizi, bandingkan misalnya dengan faktor stunting akibat salah pola asuh, kita harus melakukan pengamatan yang mendalam dan memperhatikan pola asuh orang tua kepada anak dalam kesehariannya, belum lagi penanganannya juga memerlukan pendekatan khusus juga karena menyangkut kebiasaan orang tua saat mengasuh anaknya.

Problemnya adalah, jika faktor gizi yang kurang disebabkan karena kemiskinan orang tua balita, maka penangannya tidak semata dengan memperbaiki gizi balita tapi juga ekonomi orang tua balita tersebut, karena pada dasarnya orang tua tidak mampu memberikan gizi pada anaknya karena kemiskinan, sehingga masalahnya semakin komplek.

Dalam catatan koordinator KB Kecamatan Gemuh pada bulan Februari 2023, jumlah stunting di Desa Johorejo sebanyak 18 kasus (usia 6 bulan - 5 tahun), dan berdasarkan data Pemerintah Desa Johorejo, orang tua dari kedelapan belas balita tersebut tidak ada yang masuk kategori keluarga miskin apalagi miskin ekstrem.

Jadi, kiranya tidak muncul kompleksitas masalah dalam penangangan stunting di Desa Johorejo, sehingga pihak terkait, antara lain orang tua balita, Pemerintah Desa Johorejo, Posyandu dan T.P. PKK Desa serta seluruh kader kesehatan bisa fokus untuk memperbaiki gizi balita stunting dimaksud.

Bagi orang tua, perlu kesadaran untuk memberikan makanan yang bergizi baik dan seimbang, bagi Pemerintah Desa harus membuat kebijakan dan anggaran untuk pemberian makanan tambahan dan dukungan yang lain (fasilitas dan kegiatan), bagi Posyandu untuk selalu memantau tumbuh kembang anak dan pendampingan kepada Ibu dan balita, bagi T.P. PKK untuk memberikan edukasi dan motivasi kepada orang tua yang mempunyai balita dan terakhir bagi kader kesehatan untuk bekerja keras bersama-sama seluruh stakeholder untuk mecegah dan menurunkan angka stunting di Desa Johorejo. Semoga. (SA).


Dipost : 17 Maret 2023 | Dilihat : 519

Share :